Makanan dan Kegiatan Pemicu Kentut
Siswa kursus bahasa Inggris saya, seorang ibu usia 40 berpenampilan terhormat dari segi rupa dan busana, antusias sekali mengikuti aktivitas kelas ’speaking game’ yang saya gelar. Saking antusiasnya, ketika harus membungkuk untuk menulis di meja, beliau tanpa sengaja kentut, keras dan bauuuuu. Semua mata memandang ke arahnya dan meledaklah tawa di kelas, tangan refleks menyumbat hidung. Ibu itu merah mukanya menahan malu.
Ia segera keluar ruangan, keluar gedung dan mencegat taksi, meninggalkan tas dan barang bawaannya di kelas. Tiga perempat jam kemudian suaminya datang ke resepsionis untuk menjemput mobil dan barang-barang yang istrinya tinggalkan di dalam kelas. Ibu itu tidak pernah kembali lagi ke kelas untuk selamanya. Saya rugi kehilangan satu siswa.
Kentut adalah peristiwa alam yang terjadi pada manusia. Kentut milik semua usia, semua jenis kelamin, semua jabatan, semua tampang : cakep dan jelek. Saya yakin Presiden Bambang Yudhoyono-pun pernah kentut. Meski ledakan kentut bisa dikontrol, dalam hal-hal tertentu sang kentut bisa menerobos keluar tanpa peringatan. Kentut (bahasa kerennya flatulence atau fart) baik disengaja atau tidak, tidak mendapat tempat terhormat dalam tatanan sosial budaya manapun, alias memalukan, dan menyengsarakan hidung sendiri dan hidung orang lain bila berbau tak sedap. Belum pernah saya dengar ada orang kentut di tempat umum tanpa merasa berdosa. Belum pernah juga saya dengar kentuters mendapatkan hadiah.
Saya tergelitik untuk mencari tahu kenapa kentut bisa timbul. Inilah jawabannya :
Kentut terbentuk dari penumpukan gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan nitrogen yang diproduksi di dalam perut, yang kemudian memaksakan diri untuk keluar lewat lubang anus. Bonus aroma yang terbang bersama kentut beragam dari odorless (tak berbau) sampai unpleasantly smelly (sangat busuk). Bau kentut konon dikabarkan bisa menjelajah sampai radius 15 meter. Bayangkan kalau kentut dihembuskan di dalam mobil tertutup, ruangan kecil atau di dalam lift.
Karena berkenaan dengan perut, maka makanan yang Anda telan layak menjadi tertuduh sebagai pemrakarsa kentut. Menurut sumber sahih, inilah jenis-jenis pangan yang berpotensi membuat sekolah bahasa Inggris saya kehilangan satu siswa, yakni ibu tadi yang kentut spontanitas : kubis, kacang-kacangan, apel mentah, bawang, wortel, jagung dan seledri.
Pangan tertuduh lain adalah : kentang, tepung, pemanis buatan, apricot, pisang dan jenis-jenis pasta.
Tak berhenti di situ, aktivitas sepele berikut ini juga ternyata dikategorikan sebagai sekongkol makanan di dalam meletupkan teror kentut :
* Menghirup terlalu banyak udara lewat mulut
* Pakai sedotan untuk menyeruput minuman
* Pakai gigi palsu yang longgar
* Ngemut permen
* Banyak menenggak minuman berkarbonasi
* Merokok
* Makan atau minum dengan tergesa-gesa
* Mengunyah permen karet
Bagaimana Supaya Tidak Kentut?
* Lakukan aktivitas fisik yang cukup setiap hari (ini berarti yang kerjanya di depan komputer atau duduk berlama-lama pasti dapat predikat teroris kentut, mbak-mbak teller bank salah satu di antaranya)
* Mengenakan pakaian yang longgar di sekitar perut (mereka yang hobi pakai jins ketat pasti suka kentut)
* Menyantap makanan ringan dan mengunyah makanan pelan-pelan (yang waktu istirahatnya pendek pasti akrab dengan kentut)
* Mengunyah makanan renyah terbuat dari biji-bijian (dari biji salak ada gak ya?)
* Mengkonsumi yogurt yang mengandung asam tinggi (kalau tak ada yang asam tinggi, boleh campurkan asam dari ketiak)
* Minum teh herbal, atau teh dari daun kemangi setelah makan (ribet juga ya?)
(note : yang dalam kurung adalah catatan saya sendiri)
Kalau masih suka kentut juga?
Apa boleh buat, terimalah predikat sebagai tukang kentut, atau silakan kunjungi dokter favorit Anda, sebab kata sumber saya, kentut juga bisa diprovokasi oleh 6 jenis penyakit yang hanya takut sama obat dokter.
Jangan memasyarakatkan kentut, dan mengentutkan masyarakat!
Posting Komentar