Keluarga Sudah Lama Tak Tahu Dimana TKW Atika
Seperti diberitakan okezone sebelumnya, seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Karawang, Jawa Barat, disiksa majikannya dengan cara dipaksa meminum cairan pemutih pakaian.Atika binti Oji, warga Dusun Pandawa, RT 15/06, Desa Rawa Gempol Kulon, Kecamatan Cilamaya Wetan, pernah mengalami koma karena terus menerus dipaksa meminum pemutih pakaian.
Oji Cartin (50), ayah Atika, mengatakan seluruh tubuh anaknya kini hanya tulang yang terbungkus kulit saja. Bila melakukan kesalahan sedikit saja, Atika langsung dipaksa meminum pemutih pakaian. “Majikannya yang paling galak adalah dari majikan prianya,” ujar Oji ditemui di kediamannya.
Kabar penyiksaan tersebut diterima keluarga melalui telepon dari kakak kandungnya Nurwenda (24) serta informasi dari rekan kerja Atika sendiri.
Nurwenda mengtatakan, perlakukan kasar terhadap adik kandungnya sudah terjadi saat baru bekerja 3 bulan.
Dia sempat mengirim foto adiknya melalui telepon seluler pada Mei 2001. Sejak itu orangtua langsung syok melihat kondisi Atika.
“Tubuhnya rusak, badanya kurus kering tinggal kulit saja, keriput menempel di tulang. Padahal sebelum berangkat, Atika saat itu baru berusai 18 tahun dengan berat badan ideal,” tutur Nurwenda.
Menurut dia, Atika sempat dilarikan ke rumah sakit setelah beberapa kali dipaksa minum cairan pemutih pakaian, bahkan kedua matanya nyaris buta. Giginya juga tidak bisa dibuka akibat rekasi kimia cairan pemutih pakaian tersebut.
“Atika sempat bekerja 1 tahun lebih di majikan pertamanya. Dia nekat kabur ke penampungan walaupun kondisi tubuhnya lemas. Tapi dia tidak hafal lokasi penampungan,” sambung Nurwenda.
Berita terakhir yang diterima keluarga, Atika sempat kembali bekerja menjadi pembantu rumah tangga dengan majikan yang berbeda. Namun hanya bertahan 3 bulan dan kabur lagi karena mendapat perlakukan kasar.
Nurwenda mengungkapkan, hingga saat ini keluarga belum mengetahui keberadaan Atika. Teman-teman dekat korban juga tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Ponsel Atika sudah tidak aktif lagi.
Pihak keluarga mendesak pertanggungjawaban perusahaan pengerah jasa (PJTKI) yang memberangkatkan Atika untuk mencari dan memulangkan ke Tanah Air.
Keluarga juga berharap kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membantu untuk menyelesaikan kasus Atika.
Posting Komentar