Ikhwanul Muslimin Mesir Pecah
Sejumlah anggota muda Ikhwanul Muslimin Mesir membentuk partai politik sendiri yang berbeda dengan partai yang didirikan senior-seniornya, Partai Kebebasan dan Keadilan. Partai Tren Mesir (Egyptian Trend) adalah nama partai yang baru didirikan ini."Ini bukan sebuah partai Ikhwanul atau partai dari pemuda Ikhwanul," kata Islam Lotfy, seorang anggota Ikhwanul yang mendirikan Partai Tren Mesir ini.
Lotfy menyatakan, tidak ada pertentangan antara sebagai anggota Ikhwanul sebagai kelompok advokasi dan membentuk sebuah partai politik. "Saya telah menetapkan prioritas. Bekerja dengan Partai Tren Mesir adalah pilihan dan prioritas," katanya dilansir the Associated Press, Rabu 22 Juni 2011.
Lotfy adalah salah satu aktivis muda yang terlibat menggerakkan demonstrasi menurunkan Hosni Mubarak sejak 25 Januari lalu. Setelah 18 hari, barulah Mubarak jatuh.
Dia menyatakan, partai barunya ini ingin menangkap pengalaman pada 18 hari bersama sejumlah kelompok politik dan aktivisi dari berbagai ideologi itu. "Kami memiliki pengalaman panjang dengan kelompok 25 Januari untuk tujuan tertentu. Kami mampu menempatkan perbedaan ideologi kami ke samping."
Tentu pernyataannya ini semacam kritik untuk Ikhwanul yang baru bergabung dalam demonstrasi belakangan. Kelompok muda seperti Lotfy mengkritik mekanisme pengambilan keputusan Ikhwanul yang didominasi pemimpin senior yang kemudian membentuk Partai Kebebasan dan Keadilan.
Lotfy sendiri menegaskan, partainya bukan partai "Islamis" melainkan sebuah partai yang menetapkan program dan kepentingan berdasarkan kebutuhan publik yang disebutnya arus besar. Anggotanya berasal dari berbagai latar belakang ideologi termasuk kiri dan liberal yang bertujuan meningkatkan indikator sosial Mesir dan posisi internasional pada 2030.
"Saya memiliki banyak pengalaman dari Ikhwanul yang dikenal karena kemampuan besar mengorganisasi," katanya. "Saya harap bisa mendapatkan sesuatu dari itu dan ini akan direfleksikan di kinerja kami."
Sementara itu, kepemimpinan Ikhwanul menyatakan tindakan Lotfy dan 20 orang lainnya akan diberi sanksi karena melanggar larangan untuk bergabung dengan partai selain Partai Kebebasan dan Keadilan. "Mereka akan dirujuk ke penyelidikan internal dan akan diberhentikan jika tidak menghentikan partai baru itu," kata Mahmoud Hussein, Sekretaris Jenderal Ikhwanul.
Ikhwanul memang telah setengah abad dilarang di Mesir, namun tetap bertahan secara ilegal dalam bentuk kegiatan sosial. Kader-kader mereka berhasil masuk parlemen sebagai calon independen.
Ketika Mubarak turun, Ikhwanul berusaha memanfaatkan momentum untuk mendominasi parlemen. Mereka menyatakan belum akan mengajukan calon presiden sendiri. Abdel-Moneim Abul-Fottouh, seorang pemimpin senior Ikhwanul yang terkenal karena pikiran moderatnya bahkan dipecat karena berencana maju dalam pemilihan Presiden Mesir.
Posting Komentar